Sayang, berapa sih tarifmu?


                                                                                                                                                              
[c] bowobagusphoto








"Sayang, berapa sih tarifmu?"

"Brapa lama?"

"Cuman sampe si dia keluar saja..."

"Ooo..."

"A ha ha ha ha ha ha..."

"Huss! Sssstttt!"

"Ha hh... Ups, maap om.." kupukul mulutku yang baru saja spontan tertawa keras. Si om yang duduk di sebelahku dengan senyum khasnya mengucap terima kasih dengan lirih, yang hanya mampu kubaca dengan membaca gerakan bibir. Nyengir saja akhirnya, antara keki, geli, dan penasaran dengan kelanjutan chat Facebook yang sedang ku-hacked alias kusadap!

"Nah gitu bro, ojo brisik, iki ki na warnet*.." si om tiba-tiba berdiri di belakangku ( jangan berisik, ini di warnet)

"Eh ih eh iya om.." jawabku terkejut, takut ketahuan kalau lagi hacking

"Om duluan ya bro? Awas jangan nakal!"

"Siap om!"

Kembali kubaca baris demi baris, isi percakapan via facebook chat antara seorang wanita dengan laki-laki (nampaknya dia seorang bos). Si wanita mengatakan bahwa tarifnya lumayan tinggi untuk job seperti "itu". Kemudian si bos (laki-laki lawan bicaranya) membalas dengan geram bahwa sebenarnya job seperti itu tak terlalu sulit, apalagi buat seorang wanita seperti dia.

"Astaga!" kugigit roti keras-keras lalu membaca kembali baris selanjutnya,

Tapi job itu berat pak, dan saya baru sepuluh kali melakukannya dalam kurun waktu dua tahun ini, balas si wanita. Sang pria tak mau kalah berargumen ia berkilah bahwa si wanita menurutnya sudah sangat jago dan ia sangat puas dengan pelayanannya.

"Apa?" Glekk.. kuteguk cepat-cepat air minum hingga tumpah

"Huh.... Makin horor saja ni percakapan.." aku mengeluh sambil mengusap peluh yang mulai meluncur satu demi satu. Ada sesuatu yang mulai bergerak tak beraturan! Kugerakkan mouse menuju profil picture si wanita lalu mulai mengamatinya dengan penuh rasa.. "Aku gila!"

"Manis juga ni cewek. Tapi kok mau jadi begituan ya?" aku bergumam sambil berpikir, berpikir, dan mulai berpikir yang tidak benar, tidak benar...

"Oohhh..."

"Ihhhh...."

"Auuuhhh..."

"......hhhh"

"...."

Brakkkk!!!

"Ad dd dduhhh.."

"Eh om! Udah dong! Gantian!"

"What?" Aku limbung, setengah sadar, mencoba merangkai-rangkai kenyataan dengan cepat. Rupanya aku terhanyut dalam cerita yang kusajikan untuk Maya! Sialan! Kini dua bola matanya melotot menatap mataku tajam, entah marah, sebel atau mungkin...

"Ah aku kok mulai berpikiran jorok!"

"Eh, maaf May, om ke kamar mandi dulu ya?"

"Cepet ya om, Maya juga pengen nih!"

"E iyaaa iyaa, bentar kok.."

.

*** 

.


Dua gayung besar air kuguyurkan ke muka, mencoba mengusir rasa tak nyaman yang hampir menjadi nyaman, heh aku gila nih!

Srek srek srek...

"Om, lama amat sih?"

"Eh kamu kok nyusul tho?"

"Abis kelamaan sih, cepet dong!"

Akhirnya kami bergan tangan menuju teras belakang rumah paman, tempat semula kami bertemu untuk saling berbagi cerita yang terjadi tiga hari kemarin. Sebuah kebiasaan lama yang kami ciptakan untuk mengembangkan proses belajar menulis antara kami. Namun kadang-kadang salah satu diantara kami selalu saja terhanyut oleh rangkaian cerita... betapa bodohnya!

"Om, itu beneran tadi?'

"Apanya?"

"Tadi yang diceritain, bisa menyadap facebook chat orang lain?

"He he he iyaa"

"Dasar usil!" ucapnya sambil mencubit lenganku

Aduhhh

"Tapi.. Tadi nggak jelas yah.. job itu apa.. kok gak sekalian aja bilang apa adanya gitu.."

"Emangnya kamu? Kalau ngomong jujur banget ha ha ha ha"

Brak!!!

"Eh kok marah sih?"

Mendadak Maya memalingkan muka, lalu mulai menangis. Aku kebingungan, bagaimana, ada apa, bagaimana mungkin Maya tiba-tiba bisa menangis tanpa sebab? Kuberanikan diri memegang jemarinya, lalu bertanya,

"Ada apa sih May? Om salah ya? Maaf ya..."

'Nggak kok om, bukan om, om nggak salah kok"

"Lalu?"

Hemhhhh...

Maya menghela nafas panjang lalu berkata, "Aku dipecat om dari kantor.. sekarang aku pengangguran..."

"Astaga? Ba ba bagaimana mungkin?"

"Iya om, gara-gara seorang karyawan baru. Ia sangat keras kepala dan sok jago, hingga akhirnya karena sebuah pekerjaan yang seharusnya fixed kuterima, eh acak kadut..."

"Trus?"

"Waktu kutegor, ia ngamuk, bilang aku pongah, sok jago, mentang-mentang sudah pegawai lama, semena-mena sama pegawai baru.. gitu om"

"Loh itu kan prosedur kerja kan yang kamu bilang ke dia?"

"Iya lah om, apalagi?"

"Lalu kok kamu dipecat?"

hemhhh...

"Iya om, dia menampar mukaku.. aku balas tendang, eh tiba-tiba bos datang, dan aku yang disalahkan.. padahal dia yang memulai duluan.."

"Loh? Tapi tapi dia ikut dipecat juga kan?"

"Iya om, alasannya kami berantem di kantor"

Hemhhhh..

Kami terdiam sesaat, mendadak aku teringat pada baris-baris facebook chat yang aku sadap dan ceritakan pada Maya.....


"Sayang, berapa sih tarifmu?"

"Brapa lama?"

"Cuman sampe si dia (karyawan) keluar saja..."

"Ooo..."

.

.


Hei! Aku mengerti!







Hello World!

This is HRD sECRET Project
LOL


.

.


Jogja dingin, July 2015-last standing

bukan bb

Comments

:)