Mai Seryamor


















Melandai-landailah dikau oh palung penuh misteri 
di dalam dirimu banyak hal yang kunanti 

entah tentang gelap yang belum pernah terselami 
atau teduh dan hangat suguhan melodi pagi 

Sebuah kedai kopi di pagi hari, pintu-pintunya terbuka dengan perlahan, seakan ingin berbisik lembut pada sendal bututku yang terseok-seok menapaki lantai parquet. Kriet... bunyinya terlantun sangat asli, seindah suguhan beragam kopi kesukaanku.

"Mai Seryamor," sapaku pada seorang gadis manis berambut panjang

"Pagi om, mari sini, sudah saya siapkan kesukaannya. Tumben pagi-pagi benar dah kemari? Sehat kan om? Kok sendiri saja? Kemarin mau saya antar loh, kok dah pulang duluan sa..."

"Ssstt," kupotong panjang pidato sambutannya yang sangat hangat dengan menempelkan jemariku di bibirnya, pipinya merona merah, malu.

"Mai Seryamor," sapaku pada gadis manis bermata coklat


*** 



Slurpp... kuhirup pelan kopi arabica yang masih sangat panas lalu memainkan asap-asapnya seperti seorang anak kecil yang keranjingan memainkan gelembung busa. Bayang-bayang masa-masa keemasan terhampar cepat pada liukan-liukannya. Dua bola mataku terpercik panasnya hingga meneteskan butir-butir air, mengalir ke bawah melewati kedua pipi.

"Om, mau sarapan apa?" tarian bibir indah mengusir pergi lamunanku

"Ada scramble egg, ada sandwich, jus mang.."

"Ssstt," kupotong lagi gemerincing alunan indah suaranya, tanpa menempelkan jemariku ke bibirnya

"Hi hi hi" ia tergelak kecil manja

"Mai Seryamor," panggilku padanya pelan

"Kau masih ceriwis saja. Buat...."

"...kan scramble egg gitu om?" potongnya cepat. Tampaknya ia membalas tindakanku, dengan berbisik lembut dekat-dekat lima centimeter depan bibirku

"Mai Seryamor, kau nakal"

"Siap menyediakan om, tunggu ya?" kalimat pamitan-nya buatku tersedak kecil. Buru-buru kuambil ponsel 'tuk tutupi rasa canggung yang menyerang tiba-tiba.



*** 



"La la la la la la, La la la la la la, La la la la la la, La la la la la la. Maybe someday, you'll see my face among the crowd. Maybe someday, I'll share your little distant cloud. Oh, cherie amour, pretty little one that I adore. You're the only girl my heart beats for How I wish that you were mine" *

"Ah kau selalu tahu lagu kesayanganku!" gumamku setengah berteriak padanya. Aku tersenyum kecil, sedikit puas namun banyak pias, ketika khayalanku bubar, digantikan oleh butiran obat-obat penenang yang diletakkan berjejer dengan scramble egg buatan Mai Seryamor.

"Om, abis maem, minum obat ya?" lembut rayunya, Mai Seryamourku yang kusambut dengan senyum kecut, karena ia telah berubah menjadi seorang suster Rumah Sakit Jiwa.

Entah mengapa, mereka (Dokter dan suster Rumah Sakit Jiwa) selalu memutus khayalan pagiku akan Sebuah kedai kopi di pagi hari, dengan pintu-pintunya yang terbuka perlahan, dan bisikan-bisikan lembutnya pada sendal bututku yang terseok-seok saat menapaki lantai parquet.

"Oh Mai Seryamor..."




Melandai-landailah dikau oh sebuah kedai kopi 

di dalam-mu banyak hal yang kunanti 

entah tentang gelap yang selalu kuhantui 

atau teduh dan hangat suguhan melodi pagimu 

yang buatku bertahan disini 





* My Cherie Amour, a song by Stevie Wonder



Jogja, 10 Februari 2015 /23 Juni 2020
Senandung sejuk pasien RSJ


salam,
@bowobagus


Comments

:)